Tuesday 8 April 2014

Leo Punya Cerita 'Melali' ke Bali



     Ditahun 2009 di bulan November ada salah satu acara rutin dari sekian banyak acara yang diadakan di Pulau Dewata, Bali yaitu Kuta Festival. Saya memiliki niat ingin pergi bertemu dengan teman-teman lowrider yang ada di Bali, selain itu dalam pikiran saya siapa tau saya bisa dikenalkan dengan personil-personil band yang berasal dari Bali, Superman Is Dead yang sudah terkenal seantero Indonesia bahkan Australia.
Selain itu juga saya mengikuti acara Kuta Food Festival sebuah festival yang katanya banyak mensajikan makanan dan minuman murah dengan porsi standar Internasional ( lumayan jadi berpesta dan makan kenyang ) dari hotel-hotel di sekitar pantai Kuta. Oleh salah seorang warga SIL-BC, Fazri a.k.a Iko, saya dikenalkan kepada Amoen. Dia adalah leader dari Lowrider Bali ( LOWLI ) sekaligus seorang musisi ber-genre punkrock. Kemudian oleh Amoen, saya disuruhnya membawa lowrider saya dan nanti diajak berkeliling di kota Denpasar – Kuta – Sanur. Antara perasaan bimbang dan ragu karena awalnya saya hanya ingin berjalan-jalan sambil mencari teman di Bali, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti apa yang diminta Amoen membawa sepeda lowrider tipe 20 yang saya beri nama DK155ER ke Bali. Untuk mengakali biaya paket jasa ekspedisi yang mahal karena terkena hitungan volume, 'DK155ER' saya lepas bagian fork dengan rangka sepeda, sepasang ban-pun saya kurangi anginnya dan saya ikat lalu saya masukan ke dalam kardus besar. Setelah itu saya paketkan ke salah satu teman saya yang tinggal di daerah Kerobokan.


   Singkat cerita saya berangkat menggunakan pesawat menuju bandar udara Ngurah Rai, Bali Setelah tiba disana, karena saya mengirim sepeda saya dalam keadaan terpisah saya pun harus merakit kembali 'DK155ER' di Rumah teman saya untuk persiapan mencoba keliling kerobokan terlebih dahulu pada hari Jumat sore sebagai pemanasan sebelum bertemu teman-teman dari LOWLI. Keesokan harinya ( Hari Sabtu ), saya mencoba berkeliling lebih jauh, yaitu menuju Kuta tepatnya di Ground Zero. FYI itu merupakan sebuah tempat yang terdapat monumen dengan pahatan nama korban di dindingnya atas tragedi bom bunuh diri di depan Paddy's pub pada 12 Oktober 2012 silam, yang mengakibatkan meninggalnya 202 jiwa, 88 orang berwarganegara Australia, 38 warga negara Indonesia, 7 warga negara Amerika dan 6 warga negara swedia. Peristiwa pemboman ini lebih dikenal dengan nama bom Bali 1. Jam tangan saya menunjukan pukul 05.30 WIT saya sudah siap menyusuri jalan menuju sekitar Ground Zero. Dan ternyata cukup dingin kalau pagi-pagi menyusuri jalan Legian, karena memang belum banyak orang yang berlalu-lalang sehingga masih aman bersepeda sambil menikmati suasana pagi di sekitar sana. Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar 10-15 menit dari Kerobokan, saya sampai juga di Ground Zero atau monumen Bom Bali. Tanpa pikir panjang saya pun langsung mengeluarkan kamera tuk berfoto bersama dengan 'DK155ER'. Kemudian tak jauh dari situ terdapat menu sarapan pagi dari Ibu penjual Nasi Djenggo.

   Ternyata banyak kejadian lucu kalau pagi hari di sekitar Monumen Bom Bali ini. hehehehe. Pastinya banyak turis asing/ bule yang mabok tapi mereka berjalan kaki menuju hotel setelah pulang dugem, jadi terkadang jatuh bangun membuat saya  tersenyum dan tertawa. Belum lagi ada beberapa turis yang mencoba minuman berkhasiat 'mushroom orange', ini lebih tertawa lagi. Baiklah kita lewatkan lawak di pagi hari ini....kembali ke topik gowes bersama 'DK155ER'.Sekitar pukul 7.30 WIT saya pindah lokasi menuju pantai Kuta, tepatnya di depan Hard Rock Cafe.
Sekali lagi kamera pun beraksi, kapan lagi mengajak 'DK155ER' bermain di pasir sambil melihat para surfer beraksi di atas ombak. Setelah pukul 10.00 WIT saya putuskan untuk kembali ke Hotel di daerah Kerobokan sambil melanjutkan wisata lain dengan sepeda motor untuk keliling.

       Hari yang dinantikan untuk bertemu dengan Amoen pun tiba, tepatnya Hari Minggu. Dimana Denpasar - Bali juga memiliki Car Free Day juga sama seperti di kota-kota lain yang lebih dulu memanjakan warganya untuk berolahraga. Saya kembali mengayuh 'DK155ER' jam 5.30 WIT menuju Lapangan Renon tempat yang dijanjikan untuk bertemu dengan teman-teman LOWLI. Perjalanan menempuh waktu sekitar 30-45 menit karena sambil menikmati perjalanan sehingga saya pun tidak mengayuh sepeda saya terlalu cepat.
Sesampainya di Circle K – Lapangan Renon saya mendapat sambutan yang hangat dari teman-teman LOWLI (Lowrider Bali). Ternyata banyak sekali member dari LOWLI ini kalau tidak salah ingat sekitar 20-30 pengggemar sepeda lowrider yang sudah kumpul pada saat itu. Ternyata ini merupakan salah satu komunitas lowrider di Bali yang cukup banyak dan juga mereka suka sekali berkumpul di Twice Bar – Poppies Lane 2, Kuta sehingga keakraban dengan mereka sangat terasa. Setelah berbicara dan menyapa dari sebagian mereka, akhirnya tiba waktunya pukul 7.30 WITmereka mengajak saya berkeliling yaitu mengelilingi lapangan Renon. Banyak warga di Denpasar yang sangat memanfaatkan Car Free Day ini untuk berolahraga bersama dengan teman/ keluarga. Ada yang bermain skateboard, inline skate, dan masih banyak lagi.

   Kemudian LOWLI mengajak saya untuk pergi ke daerah Sanur, ternyata rombongan ini terlalu besar sehingga konvoi kami sangat panjang dalam perjalanan. Namun riding ini sangat menyenangkan sekali karena banyak para pengendara mobil maupun motor sangat mengapresiasi hasil karya dan kreatifitas sepeda kami. Setelah tiba di Sanur, ternyata mereka mempunyai spot yang bagus sekali, sepeda dapat diparkir di pinggir pantai tidak berpasir seperti pantai di Kuta. Jadi bisa untuk berfoto-foto dengan spot pemandangan yang bagus. hehehehe. Kemudian Amoen berkata "le,kamu harus datang dan ikut bersepeda pada acara pembukaan Kuta Food Festival hari Jumat sore". Jadi kami akan bertemu kembali pada Jumat sore jam 16.00 di daerah Kuta dan kemudian riding menuju acara Kuta Festival. Dalam hati saya berarti saya masih memiliki waktu untuk bersepeda kembali ke lokasi lain dan membuat banyak foto bersama 'DK155ER'. Akhirnya saya putuskan untuk mencoba gowes menuju daerah Double Six pada saat matahari terbenam tiba. Disini ternyata lebih banyak turis asing yang melihat dan berfoto bersama 'DK155ER' ( wah malah 'dia' yang jadi artis, bukan saya...nasib...). Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bahkan termasuk beberapa turis lokal.



    Hampir setiap matahari terbenam di daerah Seminyak maupun Double Six, banyak turis yang ingin berfoto bersama dengan 'DK155ER', ternyata perjuangan saya dalam membangun 'DK155ER' ini banyak mendapat apresiasi dari turis-turis. Lumayan setidaknya membuat lowrider di Indonesia jadi terkenal juga. Sambil melihat turis-turis berfoto ria bersama 'dia' dalam pikirian saya sempat terlintas “Saya akan kembali gowes dengan lowrider atau kustombike di Bali dengan jarak yang lebih jauh lagi” ( jadi pengen balik lagi neh ke bali... )

  Pada hari Jumat pembukaan Kuta Food Festival, saya bertemu dengan teman-teman LOWLI kembali sekitar jam 16.00 WIT. Kemudian kami gowes bareng melewati jalan Legian, menuju panggung utama yang berada di pantai Kuta. Dimana nantinya akan ada puncak pertunjukan dari Shaggy Dog dan Superman Is Dead sebagai salah satu bintang tamunya. Kemudian pada saat sedang melakukan persiapan gowes bersama teman-teman LOWLI, saya dipanggil oleh Amoen dan diperkenalkan kepada Jerinx-Eka-Bobby yang tergabung dalam grup band Superman Is Dead( kaget juga ternyata itu salah satu tujuan Amoen supaya membawa sepeda ).


Siapa sangka setelah perkenalan ini ternyata malah membuat sebuah persahabatan baru dengan teman-teman Bali, sehingga yang awalnya saya menganggap mereka artis namun sekarang saya malah menganggap mereka adalah sahabat. Ternyata benar Sahabat itu lebih berarti dan bernilai ( Thanks teman-teman LOWLI dan SID ). Lalu kami pun riding berkeliling Kuta bersama Superman Is Dead dan ternyata ada beberapa komunitas sepeda lowrider lain yang juga bergabung di acara itu, sehingga menambah panjang acara gowes bersama. Benar-benar tidak pernah saya bayangkan sebelumnya ternyata acara gowes itu sangat berkesan. Buat saya perjalan ke Bali ini sangat berkesan dan saya pasti akan kembali ber-Lowrider kembali di Bali. Keinginan saya adalah dapat bersepeda menuju Nusa Dua atau Tanah lot dari daerah Kuta. Tentunya jika memungkinkan bersama dengan teman-teman Sweet Iron lowrider BC – Jakarta – Bali – Garut.
    Berkat perjalanan saya ke Pulau dewata dan menjalin persahabatan dengan anggota LOWLI maupun dengan Superman Is Dead dan beberapa 'berandal' poppies. Saya dipercaya oleh sahabat-sahabat dari SID untuk bisa menyediakan sepeda lowrider yang tentunya dari warga SILBC sendiri untuk display di panggung konser mereka di sekitar Jabodetabek.


   



Karena kami menganggap persahabatan kamipun tidak mematok harga sewa sepeda seperti layaknya iklan, melainkan

cukup barter dengan berfoto dengan personel SID, minta tanda tangan mereka di sepeda bahkan pernah mendapatkan diskon untuk beberapa merchandise SID dari mereka.

Ditulis oleh : Leo









3 comments:

  1. Persahabatan lebih berarti dariapda uang....
    Suatu saat saya pasti akan kembali riding di Bali.....

    ReplyDelete