Wednesday 23 April 2014

Car Free Day, 'Santapan' Warga Jakarta

  Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) merupakan santapan minggu pagi buat warga Jakarta, baik bagi mereka yang memiliki sepeda jenis apapun ataupun warga yang menggunakan fasilitas umum. Selain itu, warga Jakarta dapat menikmati jalan protokol tanpa kendaraan bermotor ini bersama keluarga, walau terbatas waktunya dari jam 6 – 11 pagi saja. Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Car Free Day bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Kegiatan ini biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam bidang lingkungan dan transportasi.
 Tema penting dalam hari bebas kendaraan bermotor, adalah tinggalkan kendaraan bermotor di rumah dan berjalan kakilah atau gunakan kendaraan tidak bermotor ataupun menggunakan kendaraan umum untuk perjalanan panjang. Dulunya CFD ini hanya dilaksanakan pada setiap akhir bulan dari jam 06.00 pagi hingga jam 14.00. Seiring animo masyarakat yang tinggi untuk diadakan CFD maka pemprov DKI membuatnya menjadi 2 kali dalam 1 bulan dari jam 06.00 - 14.00. Karena pada saat itu CFD hanya berada di jalur cepat Jalan protokol Sudirman - Thamrin, di sekitar Dukuh atas hingga Monas dan sebaliknya terdapat akses kendaraan bermotor untuk masuk jalur tersebut. Karena tingkat bahaya untuk penikmat CFD sangat tinggi dari tersenggol kendaraan bermotor sampai kecelakaan dan meningkatkan kualitas udara dii kawasan CFD maka Dishub DKI memutuskan untuk menutup jalur cepat dan lambat dari Jl. Sisingamaraja - Jl. Sudirman - Bundaran HI hingga Jl. MH Thamrin dekat bundaran monas. Tetapi waktu CFDnya berkurang 3 jam jadi mulai 06.00 hingga 11.00 siang kendaraan yang boleh melewati jalur tersebut hanya bus transjakarta, APTB, Kopaja ac.




  Aneka kegiatan pun dapat dilakukan di CFD, seperti bermain skateboard atau longboard, inline skate, bersepeda, berjalan kaki santai, lari kecil (jogging), kumpul komunitas, wisata kuliner atau sekadar melihat-lihat panggung hiburan yang telah tersedia sepanjang jalan Sudirman – Thamrin. CFD ini tak ubahnya sebagai hiburan mingguan murah bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Bayangkan, hanya dengan menyiapkan rupiah sebanyak kebutuhan ongkos angkutan umum saja atau biasanya yang memiliki mobil mereka parkir di Parkir Timur Senayan, Sarinah. Mereka dapat terjun langsung ikut dalam kegiatan hiburan yang tersedia. Karena itu banyak perusahaan maupun LSM hingga pelajar yang melakukan promosi produknya dengan mengadakan jalan santai, funbike, penggalangan dana, hingga menyuarakan aspirasinya (demo).






  Sebagai komunitas yang berminat dalam jenis sepeda lowrider atau dikenal juga sebagai sepeda unik atau sepeda ceper, maka Sweet Iron Lowrider Bicycle Community (SIL-BC) pun tak pernah menyia-nyiakan kesempatan mingguan ini. Dengan CFD ini, penggemar lowrider memanfaatkan acara yang tersedia sekaligus sebagai ajang kumpul mencari informasi, belanja barangyang diinginkan dan gowes bareng dengan seluruh komunitas lowrider dari Jakarta dan sekitarnya, seperti Tangerang, Cengkareng, Bogor, Parung, Depok, Bekasi bahkan dari Cikarang dan Pamanukan. Tak lupa, CFD ini juga dijadikan ajang pamer lowrider masing-masing sebagai cerminan jati diri pengendaranya dan juga ajang memperkenalkan ke publik.

  Bagi penggemar lowrider, tempat dilaksanakan CFD yang paling strategis yaitu sekitar Bunderan Hotel Indonesia. Letaknya yang berada di perbatasan antara jalan Sudirman dan jalan Thamrin dapat dikatakan sebagai pusatnya CFD. Sehingga, seluruh warga yang ikut serta dalam CFD selalu berusaha melewati tempat ini dan dengan mudah dapat menemukan tempat mangkalnya komunitas lowrider ini. Posisi penggemar lowrider selalu kumpul di tepi jalan depan perbatasan antara Hotel Kempinsky dan Plasa Indonesia, arah jalan masuk menuju Thamrin City. Penggemar sepeda lowrider ini tak hanya berasal dari wisatawan lokal tanah air yang sedang berkunjung ke Jakarta, tetapi juga banyak wisatawan mancanegara yang kebetulan pada hari Minggu sedang berada di Jakarta. Mereka menyempatkan diri untuk datang dan melihat koleksi lowrider yang tersedia, karena setiap minggu selalu berganti modelnya selain mereka berpartisipasi dalam berbagai acara di Car Free Day.












  Kegiatan Car Free Day ini tidak terdapat pada setiap kota-kota besar di Indonesia maupun di seluruh dunia. Jadi, dapat dikatakan bahwa Car Free Day di Jakarta ini menjadi program andalan Pemda DKI Jakarta untuk lebih memperkenalkan kota Jakarta pada masyarakat umum dan pada wisatawan mancanegara pada khususnya.

Sepeda lowrider merasa bangga karena dapat berpartisipasi secara aktif mempromosikan Kota Jakarta kepada para wisatawan melalui koleksi milik penggemarnya. Banyak kami temui, bahwa para turis asing mengakui kalau mereka baru mengetahui ada jenis sepeda unik seperti lowrider ini saat mereka berada di Jakarta. 
  Kami senantiasa sabar dan tanpa bosan menjelaskan bahwa lowrider itu asalnya dari Amerika, yang berbeda dari sepeda onthel yang banyak berasal dari Eropa. Secara disingkat dapat dikatakan, bahwa lowrider itu sepeda dengan 'American Style', sementara sepeda onthel 'European Style'. Dengan kiblat yang berbeda inilah, kami selalu rukun dengan komunitas onthel se-Jakarta dan sekitarnya, serta ikut serta mempromosikan kota Jakarta ke dunia luar.








  Sayangnya, ketenteraman pelaksanaan Car Free Day sedikit terusik berkat adanya para pedagang makanan dan minuman yang menggunakan gerobak dorong. Mereka berjualan di pinggir jalur Car Free Day terutama di sekitar Bunderan HI. Sebenarnya hak mereka untuk berusaha di manapun di wilayah Jakarta, tapi keberadaan mereka yang selalu mendekati kerumuman massa ini menyebabkan berkurangnya jalur jalan yang dapat dimanfaatkan oleh penikmat Car Free Day. Pihak berwenang, dalam hal ini Dinas Perhubungan Pemda DKI, tampaknya hanya berpangku tangan saja karena tugas mereka hanya mengawasi kemungkinan adanya kendaraan yang menerobos jalur CFD. 
Solusi bagi pedagang makanan dan minuman ini adalah, agar mereka diatur dan dibiasakan untuk berjualan di trotoar saja pada lokasi keramaian tertentu, tanpa menggelar dagangan mereka secara sembarangan di setiap jalur CFD yang kerapkali memakan sepertiga lebar jalan. Dengan cara ini, baik penjual maupun pembelinya akan tetap mudah bertransaksi memenuhi kebutuhannya.

Ditulis Oleh : Om Djoko

2 comments:

  1. bang maen dong ke monas hari minggu ..

    ReplyDelete
  2. Pokoknya car freeday itu obat stress yyang mujarab

    ReplyDelete